Kurang tidur tidak hanya merugikan kesehatan, tetapi juga memengaruhi suasana hati. Orang-orang yang tidur terlambat dan terlalu sedikit jauh lebih sering dihinggapi pikiran negatif daripada mereka yang tidur lebih awal dan lebih banyak.
Sebuah studi terhadap 100 mahasiswa Universitas Binghamton menemukan bahwa tidur lebih pendek dan terlambat tidur berhubungan dengan pikiran negatif berulang (repetitive negative thinking/RNT). RNT adalah pikiran yang tidak diinginkan, merugikan dan menyedihkan yang berulang-ulang, seperti merasa bahwa “hidup saya sia-sia”. RNT adalah masalah umum pada orang yang memiliki masalah kesehatan mental seperti gangguan kecemasan umum dan gangguan obsesif kompulsif (OCD).
Para mahasiswa tersebut mengisi survei yang menilai pola tidur, mood, tingkat kecemasan mereka dan seberapa sering mereka mengalami RNT. Ada korelasi yang jelas antara kualitas tidur yang buruk dan RNT.
“Memastikan bahwa Anda mendapatkan cukup tidur pada waktu yang tepat bisa menjadi cara sederhana dan murah untuk mengendalikan pikiran negatif,” kata peneliti.
Para ilmuwan kini mulai memahami sejauh mana kesehatan kita tergantung pada durasi dan kualitas istirahat kita. Normalnya, tidur menghabiskan sekitar sepertiga hari yang berarti rata-rata orang berusia 60 tahun menghabiskan lebih dari 20 tahun untuk tidur. Kurang tidur kronis menyebabkan kantuk di siang hari, refleks lambat, kurang konsentrasi, dan peningkatan risiko kecelakaan mobil. Sementara itu, dalam jangka panjang, kurang tidur kronis menimbulkan konsekuensi kesehatan yang lebih parah, termasuk diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, dan obesitas.
|